THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

1428H

Rasanya baru kemarin didekap cahayaPun
Hari baru saja berebut senja
namun...
Purnama agung telah kembali
Meminta diri bersemayam dalam kembara
bersama gaung pagi

Suci jarak mulai terjaga
Tapak-tapak belati mulai terasa dalam
Pematang rindu hijau merona
Para gembala bersenandung galau

Akankah usia mengijinkanku serta
dalam pertemuan selanjutnya
saat kembali terkembang purnama mulia

Tak banyak yang kupinta dari mu
demi jarak yang telah terjaga di relung sana

Petikkanlah untukku sejumput melati dari taman sanubari
Kalungkan serupa medali
sebagai tanda maaf.

oleh: dia yang mendrupadikan

Tiba-tiba....

drupadi lagi ma Padi?

Sang kekasih kembali menyuntingkan
sekuntum bunga yang dahulu
hanya kau cium wanginya

Bersyukur dan berbahagialah...

oleh: dia yang mendrupadikan

Menjauh

Katakanlah apa yang menjadi pikiranmu
pabila itu bisa membuat kamu bahagia
Tapi coba pikirkan juga
semua tidak serupa bayanganmu

Untukmu aku tidak bisa berjanji
untuk sebuah pegangan
karena aku seringkali terlepas
dari peganganku sendiri

oleh: dia yang mendrupadikan

Semesta

Ada yang lebiha baik dari meragukan cinta di titian bahtera
Yakin ya, Non....
Langsai sudah nanti
terjaga mimpi di pelataran pagi
terbuka mata oleh terang mentari
seterang dunia yang kini kuarungi
hmmmmmmmmmm....

Tulus hela kuhembus tanggalkan agntung ragu itu
Telah siap kuhadapi malam demi rona rekah purnama

tuk Dinda di seberang senja
Untukmu ikrar bisu
Percayakan padaku...
Terbit purnama di serambi malam
pada siluet cakrawala sewaktu hati dirundung rindu

oleh: dia yang mendrpadikan

Dawai untuk dinda

Entah di sudut mana engkau berdiri?
Saat mendengar harmoni kacau dalam bangunan melodi
yang aku rangkai lewat dawai dan jemariku yang buta

Seandainya bisa langsung aku perdengarkan di telingamu
sembari aku selami tajam sorot mata itu
Ingin sekali aku melakukannya malam ini
Kendati semua sudah tak berarti buatmu

Dinda, aku masih sayang kamu

oleh: dia yang mendrupadikan

Bukan sekedar maaf, dru!

Seandainya hanya kata "maaf" yang diharapkan
takkan ia bersusah payah untuk menghiba doa
pada mentari yang telah mencipta bianglala

Sejuta maaf tlah ia relakan sebelum mentari
berencana mengukir luka di hatinya yang papa
tatkala ketidak berdayaan merayu jiwa

Keraguan telah membuatnya berjudi
untuk sebuah kepercayaan yang maya

Mereka yang dicinta sekalipun
takkan sanggup menyelam samudranya yang lara

oleh: dia yang mendrupadikan

Asa

Dia yang masih bisa bersyukur
roda-rodanya masih bisa bergulir meski terbata
Dia yang masih percaya pada ketulusan masih ia miliki

Baru beberapa depa jalan berbatu yang ditempuh
Sejuta onak telah menghias telapaknya yang belia
Dia yang selalu khawatir setiap duka cerita
akan menjadi mekar senyum pada rekah bibir mereka yang ingin dibagi

Ketika duka hanya jadi bahan tertawaan
Ketika asa jadi bulan-bulanan

Dia yang tak hilang harap
Kendati sering mendapati asanya dalam rengkuh mereka
Dan dia kini yang mulai tak yakin maknanya cukup
meski untuk asanya sendiri

oleh: dia yang mendrupadikan

Pengembara

Mereka masih diintip maut
yang bisa mencambuknya sewaktu-waktu bila ia mau
Mereka sedang dalam perjalanan mengantar rindu

Menempuh biru untuk sekedip temu
di tengah rindu yang mulai meragu lirih
berseru
"semoga sekembaliku dari sana masih tersedia
tawa di meja perjamuan ceria"


oleh:dia yang mendrupadikan

Berikan celah itu

Dan ketika dunia tempatmu berpijak
Sajikan nikmat di altar jamuanmu
bahkan nuranimu tak sanggup bergeming didekap aromanya
Adilkah bila dia yang dengan segala keterbatasannya
kau tempatkan dalam lepas gagu bisu?

Begitu banyak mereka yang bicara cinta
Begitu banyak yang berucap suka

Lalu apa kau peduli pada asa cinta tanpa muara
yang tak pernah berani menyentuh apa yang menjadi hebatmu

Pernahkah kita memikirkan definisi cinta menurut mereka?
Sulitkan bagimu temaramkan "silau" itu?
hangtkan membara itu?
Sulitkah bagimu untuk memulai mencairkan beku mereka
yang terantuk bisu?

Aku rasa kau pun punya hati
Aku pun yakin itu hati tak terbuat dari batu
Masih ada retas untuk rembes hujan basahi dahagamu
Masih ada cukup celah untuk mentari menerobos masuk
cairkan beku angkuhmu

oleh: dia yang mendrupadikan

Diam

Ketika ku mendapati dia dalam julang tinggi tebing keangkuhan
Diam adalah tapa yang menjadi ritualnya
Ketakutan akan gema suaranya
kan meruntuhkan tebing sekitarnya dan menimpanya jua

Diam tak hanya menjadi emas
tapi juga telah menjadi sebongkah besi tua
yang karatnya setiap karatnya
siap menginfeksi rekah kuntum-kuntum lukanya

Angin telah terlanjur kencang berhembus
Bawa berita syarat busa
Kini dia kembali mendapati cerita dan gambaran dirinya
tak berupa wajahnya

Harapan pada logam mulia
telah membuat dia rela menimang bongkahan besi tua
Semoga kata terlanjur tak terlalu hina untuk sebuah persahabatan

Sudilah berdoa agar ketabahan tetap bernaung di langitnya yang angkara
demi sebuah asa yang diyakininya masih mulia

oleh: dia yang mendrupadikan

Gelap Malam

aku percaya pada gelap malam
yang hingga kapan kekagumanku hilang
membawa asa aus bersama mayanya

aku kagum pada rona rembulannya
aku terkesima dalam indah kejoranya
aku juga yang bimbang karena kerlip gemintangnya

hatiku pula yang bersuara
"rona rembulan, indah kejora dan gerlip gemintang
tak hanya menjadi penerang di pekat gelapku"

oleh:
dia yg mendrupadikan